10 cuaca ekstrim di luar angkasa

Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di dunia yang jauh. Dan menyebutkan fakta bahwa kita bersukur telah tinggal di bumi ini

10.Serious Lightining(petir terparah)

Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat di Saturnus, dengan kilatan petir yang 1.000 kali lebih kuat daripada di Bumi. Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasisilkan di bumi.

9.Hot Crush(panas penghancur)


sesuai namanya,. venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur(crush). Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.
8. Methane Moon ( Bulan Metana)
Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus "Titan" . dan mungkin di "air" yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin)-air pun akan dikurung seperti es.
7.Scarlet Rain(Hujan Merah)

Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India terus selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yg berasal dari makhluk luar angkasa(bakteri sejenis itu mksdnya). Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.

6.Planet Popsicle(planet es}

pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat plto di bandingkan bumi sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet(?) ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen,metana dan karbon dioksida dengan Suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).

5.windy world (dunia angin)
Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph).Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi

4.Freeze Frame(rangka es)


Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti . Kadang-kadang, itu bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.
3.Close Encounter (tabrakan badai terbesar)
2 Bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great red spo,t Badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan red.Jr. Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi dtambah sianr ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.
2.Dust Buster (pelebur debu)
Mars telah diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu ke bulan. Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars
1.Iron rain (hujan besi)
disebut "bintang gagal", planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan ditata surya kita (salah satu dari 3 planet dwarf yang di beritakan tlah ditemukan itu loh gan:d), warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum(besi) yang tinggi(CMIIW?). planet ini memiliki badai seperti yg ada di jupiter dan menghepaskan bsi" ke permukaan nya. brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan. Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang melarikan diri ke luar angkasa.

KOMENTAR



MAU GAJI 20 JUTA / BULAN ? INVESTASI CUMA 100 RIBU
TEMUKAN CARANYA DI WWW.MESINCETAKRUPIAH.COM
 
Obat Kuat Anti Ejakulasi Dini Dr. Boyke
Mampu menjaga vitalitas pria/wanita dewasa secara
 
Mudah DAn SangaT diAnjurkan BISNIS Online
CUkup 1X investasi, bisa merubah hidup anda, Bukti
 
MAU GAJI 20 JUTA / BULAN ? INVESTASI CUMA 100 RIBU
TEMUKAN CARANYA DI WWW.MESINCETAKRUPIAH.CO

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MASA DEPAN MANUSIA DI ANTARIKSA: STAR TREK ATAU KOLONISASI?

Pada tahun 1968, tahun 2001 terasa masih sangat jauh. Pada tahun pembuka milenium ketiga ini bukan tak mungkin teknologi sudah sangat maju sehingga perjalanan antariksa sudah menjadi sangat umum.
Gambaran kolonisasi di luar Bumi. kredit : ESA
Bulan sudah menjadi koloni kita dan penerbangan Bumi-Bulan berjalan beberapa kali dalam sehari, sebuah stasiun antariksa menjadi tempat transit untuk pindah pesawat, dan dalam waktu dekat sudah ada rencana untuk mengirim manusia ke Planet Jupiter. Sebuah perjalanan yang membutuhkan waktu beberapa tahun namun sedang dilaksanakan. Gravitasi buatan diciptakan melalui roda yang berputar pada sumbunya dan sebagian besar awak ditidurkan dalam kamar hibernasi. Hanya dua awak yang bekerja selama perjalanan dengan dibantu oleh komputer super canggih yang memonitor keadaan pesawat.
Paling tidak demikianlah yang mereka bayangkan pada tahun 1968. Almarhum sutradara Stanley Kubrickdan rekannya Arthur C. Clarke—penulis fiksi ilmiah kenamaan yang bermukim di Sri Lanka—mengadaptasi cerita pendek Clarke sebelumnya, The Sentinel, dan melahirkan sebuah film berpengaruh, 2001: A Space Odyssey, yang tidak hanya sangat akurat dalam penggambarannya tentang antariksa, namun juga menggambarkan posisi manusia dalam penjelajahan antariksa. Permulaan milenium ketiga, 2001, bagi mereka adalah permulaan zaman antariksa (space age) yang sebenarnya saat manusia benar-benar menyadari posisinya dalam antariksa: seorang bayi dalam kandungan yang siap dilahirkan dan menjelajah dunia antariksa yang luas. Demikian berpengaruhnya film tersebut sampai orang menduga-duga apakah pada tahun 2001 nanti memang kemajuan teknologi sudah seperti yang digambarkan film tersebut.
Pandangan optimistis ini tak jua hilang saat Clarke menulis cerita pendek Transit of Earth yang mengambil waktu tahun 1984. Pada tahun itu terjadi transit Bumi dilihat dari Planet Mars (dilihat dari Mars, Bumi dapat dilihat bergerak melintasi Matahari) dan seorang astronot yang terdampar sempat menikmati pemandangan tersebut sebelum menghembuskan nafas terakhirnya karena kehabisan oksigen. Walaupun berakhir tragis, namun ada pesan tersurat yang disampaikan Clarke di sini: Pada tahun 1984, penjelajahan manusia di Planet Mars sudah dapat dilakukan.
Terbitnya Bumi di permukaan Bulan, dipotret pada tanggal 24 Desember 1968 oleh astronot-astronot Apollo 8. Sumber: Wikipedia
Penjelajahan antariksa! Pada tahun 1968, bolehlah Clarke bersama Kubrick, saat melahirkan 2001: A Space Odyssey, berpikir optimis karena ilmuwan dan insinyur yang dikontrak NASA sudah sepuluh tahun melakukan eksperimen dan mengirim manusia ke luar angkasa walaupun baru sebatas orbit Bumi. Pada hari natal tahun tersebut, 1968, astronot Apollo 8 berhasil menjadi orang-orang pertama yang meninggalkan orbit Bumi dan mengitari Bulan. Delapan bulan kemudian, Juli 1969, untuk pertama kalinya manusia menginjakkan kaki di Bulan. Penguasaan antariksa oleh manusia serasa tinggal selangkah lagi.
Impian menjelajah angkasa sama tuanya dengan mimpi-mimpi manusia lainnya. Semenjak dulu langit yang tanpa batas adalah ranah dewa-dewi dan manusia biasa yang mencoba menjelajahinya pasti akan mati. Icarus menantang kepercayaan ini, terbang mendekati langit, dan kehilangan nyawanya. Langit kehilangan keangkerannya ketika Newton dan Kepler membongkar rahasia pergerakan langit dan Somniuum, buah karya Kepler, bercerita tentang penjelajahan Bulan dengan bantuan makhluk halus, lahir. Selanjutnya literatur fiksi ilmiah tentang penjelajahan antariksa dan dunia lain mewarnai kehidupan kita. Dan kini…mimpi itu terwujud.
Pioneer 10, diluncurkan pada tahun 1972, adalah wahana tak berawak pertama yang meninggalkan tata surya kita. Sumber:Wikipedia
Lantas bagaimana? Manusia sudah mengirimkan wahana tak berawak ke seluruh penjuru tata surya. Seluruh planet dalam tata surya kecuali Planet Pluto telah diteliti melalui misi pendaratan, mengorbit, maupun hanya terbang-lintas(fly-by). Venus dan Mars telah berkali-kali dijelajahi permukaannya oleh wahana tak berawak Uni Soviet dan Amerika Serikat. Merkurius telah dipetakan melalui misi terbang-lintas Mariner 10 pada tahun 1974 dan wahanaMessenger beberapa bulan lalu telah dikirimkan dan akan tiba pada Maret 2011 nanti. Wahana Galileo telah bertahun-tahun mengorbit Jupiter sebelum akhirnya “dimatikan” oleh NASA. Dan baru-baru ini wahana Cassini-Huygens telah mencapai satelit Saturnus, Titan, setelah perjalanan panjang 7 tahun. Tata surya seolah sudah terlalu kecil bagi manusia. Lantas bagaimana? Manusia mengirimkan wahana tak berawak menuju bintang terdekat? Itupun sudah. Wahana tak berawak Pioneer 10, Voyager 1 dan 2, diluncurkan 30 tahunan lalu, kini sudah berada di perbatasan tata surya kita dalam perjalanan meninggalkan tata surya.
Namun di balik semua pencapaian itu, manusia ternyata masih tertidur dalam buiannya. Pionir roket modern, Konstantin Tsiolkovsky, berujar, “Bumi adalah buaian pemikiran namun manusia tak dapat tinggal dalam buaian selamanya.” Mimpi Kubrick dan Clarke masih jauh dari kenyataan karena hingga saat ini sejauh manusia dapat pergi adalah 384.000 km, jarak dari Bumi ke Bulan. Walaupun penerbangan ulang-alik ke orbit Bumi sudah menjadi hal biasa dan Stasiun Antariksa Internasional (ISS—International Space Station) sedang dalam tahap konstruksi, kolonisasi Planet Mars dan penerbangan berawak menuju Jupiter masih jauh dari kenyataan. Pun hingga saat ini belum ada rencana untuk memprogramkan pendaratan manusia di Mars, misalnya, atau pembangunan koloni di Bulan. Tiga badan antariksa terdepan di planet ini, NASA (National Aeronautics and Space Administration—Badan Antariksa Amerika Serikat), ESA(European Space Agency—Badan Antariksa Uni Eropa), dan Rosaviacosmos—Badan Antariksa Rusia, bersama dengan Jepang dan Kanada masih sibuk membangun ISS dan NASA merencanakan penerbangan berawak menuju Mars sebelum 2010. Sejauh ini 438 manusia telah pergi ke antariksa, namun bagaimana masa depan manusia di antariksa?
Masalah paling besar yang menghalangi manusia menjelajahi antariksa sudah diketahui semenjak Jules Verne menulis Dari Bumi ke Bulan (From the Earth to the Moon) pada 1865—astronot menghabiskan sebagian besar waktunya dalam keadaan tanpa bobot. Beberapa waktu sebelum Perang Dunia II, pada tahun 1939, saat Arthur C. Clarke dan beberapa kolega membentuk Perkumpulan Antarplanet Inggris(British Interplanetary Society), mereka merancang sebuah stasiun antariksa berbentuk silinder yang berotasi pada sumbunya, sehingga gaya sentrifugal menghasilkan gaya berat kepada penghuni yang berada di bagian dalam “lantai” silinder. Stanley Kubrick menunjukkan keadaan seperti ini dalam 2001: A Space Odyssey. Desain seperti ini dibuat karena saat itu tak ada yang tahu bagaimana reaksi manusia pada keadaan tanpa bobot, karena keadaan tersebut tak dapat dihasilkan Bumi lebih lama dari beberapa detik saja. Skenario terburuk yang dibuat adalah detak jantung yang tak terkendali dan kematian yang cepat namun menyeramkan (ketakutan inilah yang membuat insinyur Uni Soviet pada masa perang dingin merancang kapsul roket yang sepenuhnya dikendalikan dari Bumi, dan yang mendorong insinyur NASA untuk mengirimkan simpanse lebih dahulu ke antariksa). Sekarang kita sudah mengetahui bahwa ketakutan itu ternyata berlebihan dan astronot yang berada dalam keadaan tanpa bobot semuanya baik-baik saja, walaupun ada banyak sekali pengaruh jangka panjang yang masih belum sepenuhnya kita mengerti. Manusia kini telah tinggal di antariksa selama lebih dari satu tahun (pemegang rekor dunia untuk tinggal paling lama di antariksa adalah Valery Polyakov, 437 hari dalam Stasiun Mir) dan beberapa astronot sudah demikian ketagihan dengan kebebasan dari gravitasi sehingga enggan untuk kembali ke Bumi.
Gravitasi buatan dapat diciptakan dengan mendesain sebuah roda yang berputar pada sumbunya. Ini akan menciptakan gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi sumbu roda. Konsep ini sudah dirancang oleh Clarke semenjak 1939, dan kemudian divisualkan dalam film 2001: A Space Odyssey, di mana Frank Poole digambarkan sedang jogging mengelilingi roda tersebut. Sumber: Wikipedia
Dalam keadaan tanpa bobot, informasi gravitasi menghilang dari otak sehingga orientasi “atas” dan “bawah” pun menghilang. Telinga mengirimkan sinyal membingungkan ke otak dan mata mengalami ilusi, bagi beberapa orang hal ini dapat memualkan. Cairan tubuh mengalir ke dada dan kepala. Urat leher mengembang, wajah memerah. Jantung membesar sedikit dan demikian pula organ-organ lainnya. Otak merasakan cairan tubuh terlalu banyak sehingga tubuh pun membuangnya: Kalsium, elektrolit, dan plasma darah. Produksi sel darah merah berkurang sehingga astronot menderita anemia. Dengan hilangnya cairan tubuh, kaki pun mengecil. Selama menjadi Direktur Insitut Penelitian Permasalahan Biomedik Rusia dari tahun 1968 hingga 1988, Oleg Gazenko melihat kosmonot-kosmonot yang kembali dari penerbangan panjang turun dari kapsul dalam keadaan limbung, pucat, tak tahan berdiri, dan harus ditandu. “Kita adalah makhluk Bumi. Perubahan ini adalah harga yang harus dibayar untuk karcis ke luar angkasa,” ujarnya. Tidak hanya berat badan yang menurun, namun juga massa otot dan kerapatan tulang akan menurun akibat kerja dalam keadaan bobot menjadi sangat kecil. Osteoporosis mengancam karena tulang kehilangan kerapatannya sebesar 1 hingga 2 persen dalam sebulan, sebanding dengan laju kehilangan seorang perempuan pasca menopause dalam satu tahun. Oleh karena itu sebelum kita mengirimkan manusia ke antariksa untuk jangka waktu yang lama, persoalan fisiologis ini harus dijawab terlebih dahulu. Dengan teknologi roket yang ada sekarang aja, perjalanan menuju Planet Mars memakan waktu kurang lebih 260 hari. Total lamanya perjalanan antariksa adalah 522 hari ditambah waktu tinggal di Mars selama 455 hari untuk menunggu saat yang terbaik (lihat gambar di bawah).
Mars Pulang-Pergi dalam Dua Setengah Tahun: Perjalanan Bumi-Mars membutuhkan banyak bahan bakar dan waktu yang tepat. Beberapa ahli bahkan menyatakan kita membutuhkan roket pendorong yang sama sekali baru untuk mempercepat waktu perjalanan. Dengan menggunakan teknologi saat ini, jalur yang paling efisien dalam hal penggunaan bahan bakar adalah saat Bumi berada pada posisi pukul enam dan Mars pada posisi sekitar pukul empat (lihat gambar di bawah)---suatu posisi yang terjadi hanya 1 kali dalam 26 bulan. Tahap pertama perjalanan akan membutuhkan waktu 259 hari. Setelah pendaratan, astronot tinggal selama 455 hari di permukaan Mars untuk menunggu posisi terbaik. Total lamanya misi: 972 hari. Sumber: National Geographic
Masalah kedua adalah radiasi. Di luar atmosfer Bumi berkeliaran partikel bernergi tinggi yang dilontarkan matahari melalui mekanisme Pelontaran Massa Korona (Coronal Mass Ejection—CME) dan radiasi sinar kosmis yang berasal dari Galaksi Bima Sakti atau sisa supernova. Eksposur terhadap radiasi pada astronot yang berada dalam perjalanan ke Mars akan jauh lebih besar daripada astronot dalam orbit Bumi atau pada permukaan Bulan. Ion berat yang dibawa radiasi sinar kosmis dapat membombardir sel tubuh, memecah struktur DNA dan menyebabkan kanker.
Berbagai penyelidikan telah dilakukan untuk menghadapi persoalan fisiologis dan radiasi ini. Olahraga rutin terbukti mampu mengatasi beberapa persoalan fisiologis. Kosmonot Yuri Romanenko—yang melakukan olahraga secara rutin dengan menggunakan treadmill di Stasiun Mir—setelah menyelesaikan misi selama 329 hari langsung melakukan handstand dengan satu tangan di depan wartawan. Bahan semacam polietilen pun telah terbukti sanggup menyerap radiasi yang ditimbulkan oleh sinar kosmis. Polietilen telah lama digunakan dalam kapal selam nuklir untuk melindungi pelaut di dalamnya dari radiasi dari reaktor nuklir.
Lalu untuk apa seluruh hambatan ini—baik alamiah maupun teknologi—dihadapi untuk membawa manusia menjelajah antariksa? Selain eksplorasi untuk ilmu pengetahuan, ruang angkasa menjadi solusi bagi persoalan pemukiman. Dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, hampir 2 persen setiap tahunnya (ini berarti jumlah penduduk Bumi berlipat ganda setiap 40 tahun), maka dalam jangka waktu beberapa ratus tahun Bumi akan kehabisan tempat tinggal. Insinyur mulai memikirkan konsep tentang pemukiman antariksa sebelum kita melangkah untuk mengkolonisasi Bulan atau Mars. Konsep pemukiman antariksa yang mengorbit Bumi dengan kecepatan tertentu agar dapat menghasilkan gaya sentrifugal yang sama dengan besarnya gaya gravitasi di permukaan Bumi mungkin adalah desain yang paling masuk akal untuk direalisasikan dalam beberapa ratus tahun ke depan.
Sebagai langkah awal, perjalanan antariksa harus dibuat lebih efisien. Roket yang ada saat ini sangat tidak efisien karena hanya sanggup membawa muatan kurang dari 1 persen berat totalnya, sehingga harus dicari teknologi yang membuat ongkos perjalanan antariksa sebanding dengan penerbangan antar benua. Ongkos untuk membawa seorang manusia ke dalam orbit paling tidak hanya beberapa ratus dolar dan bukan jutaan dolar seperti sekarang (Pada 2001, milyuner Denis Tito membayar 20 juta dolar dan menjadi turis antariksa pertama). Satu cara untuk mencapai sasaran ini adalah dengan membangun “elevator antariksa” yang membawa seseorang ke orbit Bumi dengan menggunakan kabel yang digantung di atas satelit geostasioner yang diam di atas permukaan Bumi (satelit ini bergerak berlawanan dengan arah rotasi Bumi dengan kecepatan yang sama). Teknologi satelit geostasioner sendiri kini sudah umum digunakan terutama sebagai satelit relay TV seperti Satelit Palapa. Apabila ongkos pengiriman manusia ke antariksa dapat ditekan, maka frekuensi kepergian ke antariksa dapat ditingkatkan dan pembangunan pemukiman antariksa bukan tidak mungkin dapat direalisasikan.
Pada Desember 2006, NASA mengumumkan rencananya untuk membangun sebuah pangkalan permanen di salah satu kutub Bulan. Empat astronot pertama direncanakan akan mendarat pada tahun 2020, dan barulah pangkalan tersebut akan beroperasi sepenuhnya pada 2024. Rencana ini diumumkan hampir 3 tahun setelah George W. Bush mengumumkan visinya untuk menjelajahi Bulan dan Mars. Sumber: NewScientistSpace
Pembangunan koloni Bulan mungkin adalah langkah selanjutnya, terutama apabila Bulan memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, beberapa tahun lalu pernah mengumumkan rencana untuk membangun koloni di Bulan sebagai batu loncatan untuk pendaratan di Mars (walaupun beberapa kalangan sains di Amerika Serikat sendiri menduga rencana ini hanya sesumbar saja karena Bush sendiri tidak memperlihatkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu pengetahuan), dan sisi jauh Bulan (sisi yang tak pernah dilihat dari Bumi) sendiri merupakan lahan yang strategis untuk pembangunan observatorium astronomi radio karena bebas dari gangguan sinyal radio dari peralatan elektronik Bumi.
Terraforming adalah sebuah usaha untuk mengubah sebuah planet yang tadinya tak dapat dihuni manusia menjadi sebuah dunia yang mampu menyokong kehidupan. Ini adalah sesuatu yang tidak hanya membutuhkan sebuah teknologi yang levelnya sangat tinggi dan memakan waktu amat lama, namun juga sangat kontroversial. Ilustrasi ini adalah pengandaian terraforming Mars dalam empat tahapan: Dari planet merah tak berpenghuni menjadi planet kembaran Bumi. Sumber: Wikipedia
Mars dari dulu merupakan sasaran kolonisasi, tidak hanya melalui novel-novel fiksi ilmiah tentang kehidupan di Mars yang sudah bermunculan semenjak zaman Ratu Victoria pada Abad 19 dulu, tetapi juga menjadi sasaran menjanjikan semenjak kita mengetahui komposisi atmosfer Mars yang hampir mirip dengan atmosfer kita dengan kandungan karbon dioksida dan oksigen yang lebih sedikit. Mimpi untuk membangun pemukiman permanen di Bulan atau Mars masih berjalan. Gravitasi di kedua tempat hanya seperenam gaya gravitasi Bumi, sehingga benda-benda beratnya hanya seperenam dari beratnya di Bumi dan energi yang kita butuhkan untuk bekerja hanya seperenam dari energi di Bumi. Namun anak-anak yang dilahirkan pada kedua dunia tersebut akan menghadapi persoalan bila harus mengunjungi planet nenek moyang mereka, Bumi, karena gravitasi menjadi enam kali gaya gravitasi planet kelahiran mereka sehingga kerja menjadi enam kali lebih berat (penggemar komik Dragon Ball karya Akira Toriyama mungkin akan teringat mesin gravitasi yang dapat mengubah-ubah gaya gravitasi sehingga seseorang dapat menggunakannya untuk latihan beban dalam gravitasi yang lebih besar). Dalam beberapa abad mendatang spesies kita mungkin akan terpisahkan secara gravitasi ke dalam beberapa suku yang beradaptasi dengan gravitasi nol (ruang angkasa), gravitasi fraksional (Bulan atau Mars), dan gravitasi satu (Bumi).
Sejauh ini hanya Planet Bumi yang diketahui sebagai tempat paling bersahabat bagi kehidupan manusia. Pada suatu waktu dalam milenium ketiga ini kita mungkin akan menghadapi dilema: haruskah kita membiarkan planet-planet tetangga kita tak berubah, atau kita memodifikasinya agar dapat didiami tanpa harus menggunakan pakaian pelindung? Teknologi terraforming, teknologi untuk mengubah wajah sebuah planet, telah banyak diteliti dan kemungkinan dapat direalisasikan pada beberapa planet dalam tata surya kita. Alga atau tumbuhan perintis lainnya yang dapat hidup tanpa oksigen dan kondisi ekstrim lainnya dapat dikirim ke Planet Mars dan mengubah karbon dioksida yang ada menjadi oksigen dengan bantuan sinar matahari, dan di orbit Venus dapat dibangun tudung untuk mengurangi sinar matahari yang masuk. Tentunya persoalan etika akan muncul dalam kebijakan ini dan protes akan bermunculan dari terutama dari kelompok pecinta lingkungan yang dengan tepat akan menunjukkan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat pada planet kita sendiri.
Pada milenium ketiga ini kita akan memulai zaman antariksa yang sebenarnya. Sebagaimana yang dikatakan almarhum Carl Sagan dalam Cosmos, kita berada di tepi pantai lautan kosmos dan di seberang lautan kosmos menanti pulau lain yang siap kita jelajahi. Ombak di tepi pantai mengundang kita untuk berkelana lebih jauh, namun siapkah kita mengarungi samudera tersebut? Di luar tata surya kita terbentang bintang-bintang lain yang membentuk galaksi, masing-masing dengan keunikannya masing-masing dan ada pula yang memiliki tata surya seperti matahari kita. Bukan tidak mungkin salah satu di antara planet tersebut juga memiliki kehidupan seperti manusia. Apapun yang akan kita alami dan temukan di antariksa nanti, itu akan membentuk masa depan kemanusiaan. Petualangan umat manusia baru akan dimulai.
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Centaurus No. 1, terbit pada tahun 2005. Pada saat itu New Horizons, wahana tak berawak yang akan mengeksplorasi Pluto, belum diluncurkan. Status keplanetan Pluto pun belum lagi dicabut pada saat itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kehidupan alien di gunung api MARS

Jakarta- Ilmuwan menemukan wilayah di Mars yang mungkin menyimpan kehidupan kuno planet tersebut. Materi tersebut diperkirakan terperangkap di bawah lapisan mineral.

Perubahan cuaca planet merah ini berubah secara drastis pada 3,5 miliar tahunlalu. Iklim berganti dari periode basah yang relatif hangat menjadi daerah yang kering dan dingin.

Saat ini, ilmuwan menemukan gundukan mineral yang tersimpan di balik gunung berapi yang berusia 3,5 miliar tahun. Ini bisa menjadi salah satu bukti kehidupan mikroorganisme di Mars.

Pengamatan dari Mars Reconnaissance Orbiter, MASA memungkinkan ilmuwan mengidentifikasi mineral silika terhidrasi.

Ini adalah tanda yang jelas bahwa air pernah muncul di kawasan tersebut. Deposit silika pernah muncul pula di Islandia sebagai contoh di bumi.

Sebelumnya, deposit yang sama juga pernah ditemukan, namun penemuan di wilayah terbaru itu sangat panas sehingga menjadi tempat sempurna bagi kehidupan.

Kawasan yang panas dan cukup air sangat diperlukan untuk membuat zona yang layak huni, ujar J.R. Skok, mahasiswa pascasarjana di Brown University sekaligus penulis utama studi ini di jurnal Nature Geoscience.

Jika kehidupan memang pernah ada di sana, penemuan ini bisa menjadi tempat menjanjikan di mana kita bisa menemukan mikroba kuno, kata Skok lagi.

Deposit ini terletak di zona luas vulkanik datar yang dikenal sebagai Syrtis Mayor.[ito]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lubang raksasa muncul di jerman


Berlin- Kawah besar muncul di tengah perumahan Schmalkalden, kota kecil di Jerman. Lubang selebar 40 meter dengan kedalaman 20 meter itu telah menelan sebuah mobil.

Sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, Senin kemarin, layanan darurat diminta ke sana karena penduduk mendengar suara yang tidak biasa.

Kawah itu mempengaruhi enam rumah dan 25 orang telah dievakuasi.

Masih belum diketahui secara pasti mengapa tanah tersebut runtuh, ujar kepala geologi dan lingkungan di Thuringia, Lutz Katschmann.

Namun, ia mengatakan adanya kemungkinan bahwa formasi batuan di bawah tanah telah patah sehingga menciptakan rongga.

Jerman memang cukup sering muncul lubang saat air menciptakan rongga di batuan karst atau bekas pertambangan.

Saat ini tidak satupun orang yang berani mendekati lubang. Sebuah helikopter sudah dipekerjakan untuk mengambil foto dan melakukan pengukuran.

Juru bicara kepolisian menyebutkan bahwa beberapa penduduk mengklaim bahwa mereka melihat adanya bunker Perang Dunia II di bawah tanah.[ito]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Beginilah Bentuk Gerhana Matahari jika dilihat dari luar angkasa

Gerhana di ruang angkasa: Momen Menakjubkan tertangkap kamera NASA saat Bulan lewat di depan Matahari. Ini terlihat sedikit seperti seseorang telah sengaja mendapat jempol mereka tertangkap di depan lensa saat mereka mengambil gambar dari Matahari. Tapi ini citra luar biasa menunjukkan bulan saat melintas antara pesawat ruang angkasa dan matahari – menyebabkan sebagian gerhana.

Spoiler for Buka:
Pertama kali bagi NASA SDO (Solar Dynamics Observatory), kamera menyaksikan Matahari dalam panjang gelombang cahaya ultraviolet ekstrim seperti Bulan gelap mulai lewat di depannya. Sulur plasma super-panas – yang dikenal sebagai solar flare – dapat dilihat menjangkau jauh ke angkasa. Plasma loop seperti ini bisa panas sampai 20 juta derajat Celsius terik. Loop plasma terang melesat keluar di paling kiri gambar adalah sekitar 860.000 mil.
Gambar-gambar ini tidak hanya bagus untuk dilihat, namun. Para ilmuwan yang memantau SDO mengatakan sebagian gerhana akan terbukti berguna bagi mereka dalam meningkatkan bagaimana peralatan bekerja. Karel Schrijver dari Lockheed-Martin Solar dan Astrofisika Lab berkata: “tepi sangat tajam dari anggota tubuh lunar memungkinkan kita untuk mengukur karakteristik di-orbit misalnya teleskop, difraksi cahaya pada optik dan jaringan pendukung saringan.
Spoiler for Buka:
“Setelah ini ditandai, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengoreksi data kami untuk efek instrumental dan mempertajam gambar untuk detail lebih banyak lagi.” SDO menyediakan lebih baik dari pandangan-HD kualitas Matahari di berbagai panjang gelombang dan telah bertanggung jawab atas beberapa gambar spektakuler surya suar yang telah muncul dalam beberapa bulan terakhir sebagai Matahari memulai periode kegiatan tinggi. SDO meluncur dari Cape Canaveral, Florida pada bulan Februari 2010 dan akan melakukan misi lima tahun dengan biaya £ 550million. Pesawat ruang angkasa, mengorbit 22.000 mil di atas bumi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

China Luncurkan Laboratorium Luar Angkasa Susul AS dan Rusia Rabu, 03/11/2010, 05:32 WIB

China menyatakan  akan meluncurkan sebuah laboratorium luar angkasa berawak dalam  jangka sepuluh tahun ke depan. Langkah tersebut diyakini akan menjadikan negara itu semakin  memperkecil jarak dengan AS dan Rusia sebagai negara adidaya yang bisa menjangkau bulan.

Kantor berita Xinhua mengutip seorang pejabat bidang antariksa yang mengatakan  laboratorium angkasa akan diluncurkan sebelum tahun 2016 untuk uji coba teknik dan peralatan. Belum jelas jika laboratorium itu akan diawaki untuk jangka panjang.

Program stasiun luar angkasa China akan menggunakan teknologi yang sudah tersedia, misalnya wahana  luar angkasa Shenzhou dan pelontar roket Long March 2F. Xinhua  tak memberikan rincian mengenai  ukuran laboratorium itu.

Laboratorium angkasa berawak akan "memperkenalkan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan inovasi negara kami, meningkatkan keseluruhan kekuatan nasional dan membuat kontribusi penting untuk meningkatkan gengsi nasional," tutur sumber Xinhua yang tidak disebut namanya itu.

Prakarsa itu tampaknya belum bisa menyangi ukuran stasiun luar angkasa internasional yang dioperasikan bersama oleh Rusia, AS, dan negara lain. Tapi, laboratorium China merupakan pertanda terbaru tentang pertumbuhan kemampuan teknologi luar angkasa negara tersebut.

China meluncurkan pengorbit bulan yang kedua pada bulan ini. Negara itu juga telah berhasil  mengirimkan astronot untuk berjalan di luar angkasa padatahun 2008. Sebelumnya hanya AS dan Rusia yang mampu melakukan hal itu.

China merencanakan pendaratan tanpa awak di bulan dan akan mengoperasikan kendaraan  penjelajah bulan di tahun 2012.  Negara itu juga menargetkan akan melakukan  pengambilan contoh batu dan tanah di bulan sekitar tahun 2017. Para ilmuwan negara itu  telah memperbincangkan mengenai kemungkinan pengiriman manusia ke bulan setelah tahun 2020.

China berlomba dengan  Jepang dan India  di bidang luar angkasa, tetapi rencana itu menghadapi pengawasan  internasional. Beijing telah menyatakan bahwa eksplorasi luar angkasanya bertujuan untuk kedamaian.

Kekhawatiran  akan perlombaan persenjataan luar angkasa antara AS dengan negara lain meningkat setelah China berhasil dengan ujicoba menghancurkan satelit cuacanya yang sudah usang dengan Rudal dari darat pada  Januari 2007.  (Fat/At)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS